my blog
Senin, 27 Februari 2017
Sabtu, 17 Desember 2016
Minggu, 04 Desember 2016
Rabu, 24 Februari 2016
Minggu, 08 November 2015
Title : Angle Roses
Rate : 15
Genre : Drama, romance, complicated, Two Shoot
Main cast :
- Kim hanna
- Kim Junsu
- Kwon Jin Young
- Other
Author : thia.hinata@yahoo.com
Udara pagi ini sangat segar, langit cerah mataharipun
bersinar dengan kehangatannya, semua orang sibuk dengan kegiatannya
masing-masing melaksanakan setiap hal yang mereka tekuni, disudut lain sosok
pria muda berjalan santay dengan style anak muda masa kini, snickers, topi,
gelang, kemeja, kaos, celana robek-robek sangat pas di kenakan pria muda ini,
ia berjalan menyusuri ramainya kota Seoul pada pagi itu,
Sambil mengunyah permen karet ia asik menyusuri
jalanan di Seoul dengan headset di kedua telinganya.
Langkah pria muda ini terhenti di sebuah studio music
di Seoul “Camp Rock Music” nama studio itu, ia masuk dengan santay
“Hai Jinyoung-ssi kau sudah datang rupanya” ucap
seorang pria dari arah lain merangkul pria muda itu yang ia panggil Jinyoung
“tentu, hari ini aku bersemangat dengan mini konser
kita” ucapnya dengan senyum di bibir tipisnya itu
Di ruangan lain telah ada beberapa pria muda seusianya
sedang sibuk latihan dengan alat music masing-masing, mereka juga tak kalah
memiliki style seperti Jinyoung, lengkap dengan aksesoris yang dikenankan,
“what’s up bro” ucap pria dengan topi merah kepada
Jinyoung
“hai” ucapnya singkat
“yoshhh!! kita semua sudah berkumpul, semangat untuk
hari ini guys, karena ini konser perdana kita”
“yooo aku sangat bersemangat hari ini gairahku
memuncak” ucap pria bertopi merah itu
Semua mulai berlatih, mereka sangat mahir layaknya
seperi grup band terkenal genre pop yang mereka bawakan sangat pas.
***
“ahhhh,, udaranya begitu menyegarkan,” ucap wanita
muda, dengan rambut hitam sebahu, ia meregangkan kedua tangan mungilnya ke
langit-langit, merengangkan ototnya yang kaku ia, bercermin di kaca took dan
membenrakan kacamata yang ia kenakan
“semangat hari ini Hanna” gumamnya, ia melanjutkan
aktifitas bersih-bersih di took miliknya sendiri itu bernama, “Cookies Smile”.
Ia merapihkan setiap meja dan kursi yang memang sudah tertata, menyalakan lampu
toko dan memeriksa dapur
“ya, ampun Sunbae sudah dating rupanya” ucap pria
jangkung lengkap dengan seragam toko cookies smile yang ia kenakan
“selamat pagi Sunbae” ucapnya pada Hanna
“kau sudah datang, rajin sekali kau sepagi ini sudah
datang Bobby”
“ah, tidak sunbae, aku yang telat, tetapi mengapa kau
sepagi ini sudah di toko, adakah sesuatu yang salah” Tanya Bobby
Hanna menggelengkan kepalanya dengan senyum di
bibirnya
“memangnya aku tidak boleh ya datang kemari” godanya
“ah hehe bukan begitu sunbae maksudku kau sepertinya
bersemangat sekali hari ini”
Hana tertawa renyah melihat Bobby dengan sikap kakunya
itu,
“hari ini aku bersemangat, karena moodku sedang sangat
baik Bobby,”
“aku yakin di hari yang cerah ini toko kita akan ramai
pengunjung” tambahnya
“ah, tentu saja Sunbae itu pasti setiap hari toko ini
selalu ramai mereka menikmati kue yang disajikan”
“baiklah hari ini aku akan membantu seharian full, semanagt Bobby”
***
“Tuan, Kim Junsu, hari ini kau ada rapat dengan Tuan,
Park Minyoung” ucap wanita dengan style balutan busana wanita karir rambut
terurai sepinggang
“lalu apa agenda kita hari ini Yuri-ss” Tanya Jun pada
sekertarisnya itu
Ia menjelaskan seluruh agenda kegiatan hari ini pada
Junsu presdirnya itu,
“baiklah, persiapkan rapat dengan tuan Park ok, karena
aku ada urusan pagi ini, dan secepatnya aku akan segera kembali” ucap Junsu ia
melangkag mengambil jas hitanmya yang terletak tak jauh dari mejanya
“tentu baiklah tuan Junsu akan saya laksanakan” Yuri
sekertarisnya itupun pergi meninggalkan ruangan Junsu
“lagi,lagi ia telat menghubungiku, dasar wanita…”
gumam Junsu melihat handphonenya menunggu seseorang untuk menghubunginya
Ia menekan angka-angka pada layar ponselnya itu,
sambil berjalan keluar kantor ia focus dengan sambil menghubungi seseorang
“hmmm, kenapa lama diangkat, sedang apa dia saat ini”
gumamnya
“hallo chagiyaa, maaf aku tak menghubungimu pagi ini,
karena sekarang aku sedang di toko” ucap wanita dalam telefon itu
“ hmmm karena kau sudah telat chagi,, aku akan
menghukummu, tunggu saja” ucap Junsu dengan smirk evilnya dari bibir tipisnya
itu
Junsu menyusuri jalanan Seoul dengan mobil sedan
hitamnya, sambil mendengarkan music klasik
Ia terus menyunggingkan senyum dibibir tipisnya itu
entah hal apa yang ada dalam pikirannya saat ini
Dan ia tepat berhenti disebuah toko, tak lain adalah
toko milik Hanna. Junsu kembali membuka handphonenya dan menghubungi Hanna yang
tak lain adalah kekasihnya
“hallo, kau sedang apa sekarang?”
“sedang membuat kue chagiya, ada apa? Apa kau tadi
sarapan?”
“belum, aku malas sarapan”
“yak!! Kenapa begitu, kau ini sudah kuperingatkan
untuk selalu sarapan”
“hmmmm”
“halloo,,,apa yang kau katakana oppa”
Tiba-tiba sambungan diantara mereka terputus, dan
tanpa di ketahui Hanna Junsu sudah berada di belakang Hanna
Tangan kekar Junsu merangkul pinggang ramping Hanna,
sontak gadisnya itu kaget dan menghentikan aktifitasnya
“ya ampun, apa yang kau lakukan oppa” Hanna sangat
kaget dengan perlakukan kekasihnya ini, memang sudah biasa seperti ini tetapi
kali ini ia berani melakukannya di toko Hanna
“sudahla, chagiya kau tau betapa aku merindukanmu
semalaman aku memimpikann dirimu” Junsu menaruh dagunya dengan manja di pundak
Hanna dan mempererat pelukannya yang hangat
“memangnya apa yang kau imipikan?” Tanya Hanna yang
kini memegang tangan kekar Junsu
Junsu membalikan tubuh mungil Hanna dengan lembut ia
tersenyum pada gadis yang dicintainya itu,
“seperti ini aku mempikan nya” perlahan wajah Junsu
mendekati wajah gadisnya itu deru nafas keduanya mulai terasa
“hentikan Kim Junsu kau tahu ini dimana?” ucap Hanna
dengan mata terbelalak dan mencoba menghentikan ulah kekasihnya itu, namun apa
daya tubuh Junsu lebih besar dari Hanna dan ia terkunci sempurna dalam
pelukannya. Perlahan Junsu semakin mendekatkan wajahnya pada Hanna ia
memejamkan matanya dan sepersekian detik bibir tipisnya menyentuh bibir ranum
Hanna
Mata Hanna terbelalak kaget, namun ia menikmatinya dan
memjamkan matanya dan menikmati simple kiss yang di berikan kekasihnya itu.
Mereka berdua begitu menikmatinya perlahan tangan Hanna merangkul leher Junsu.
Dan tiba-tiba bunyi baskom terjatuh terdengar sontak
mereka berdua mengehentikan akftitas romantic barusan dan kaget mendengar benda
jatuh tersebut
“ah, maafkan aku sunbae, aku benar-benar minta maaf
tanganku sangat licin” ucap Bobby kaku dan segera meninggalkan mereka berdua
entah sejak kapan Bobby berada disitu
“ya ampunn, mereka begitu mesra, aku iri rasnya, jadi
ingin memiliki kekasih” gumam Bobby dengan senyum sambil mengerjakan membuat
kue
“yak,, kau ini bodoh” Hanna mendorong Junsu dengan
raut wajah sedikit kesal
“maafkan aku chagiya, aku terlalu merindukan mu, lagi
pula Bobby kan sudah tahu kalau kita ini sepasang kekasih jadi apa maslahnya
jika ia melihat nya? Lagi pula hanya simple kiss” jelas Junsu
“yak tetap saja, kau ini, dan kenapa kau belum
sarapan, aku kan sudah berkali-kali mengingatkan untuk sarapan terlebih dahulu”
“maaf sayangku, aku sudah sarapan, aku makan roti dan
susu pagi ini”
“hmm lalu kenapa kau bilang belum sarapan chagiyaaa”
“itu hanya alasan agar aku bisa kemari, ah aku ingin
kue buatan mu berikan aku satu piring chagi..” ucap Junsu manja
“enak saja, minta kau harus membelinya tuan,” goda
Hanna
Mereka pun tertawa renyah, mereka sudah menjalani
hubungan kurang lebih 2 tahun.
***
Kau tlah meninggalkan ku
Dan ku tak bisa berbuat apa pun
Cinta meninggalkan ku
Dan bodohnya ku hanya berdiri disini
Melihatmu pergi dan semakin jauh saja
Jadi titik kecil dan menghilang
Akankah berlalu begitu saja
Ku mengingatnya.. Ku mengingatmu..
IF YOU
IF YOU
Dan ku tak bisa berbuat apa pun
Cinta meninggalkan ku
Dan bodohnya ku hanya berdiri disini
Melihatmu pergi dan semakin jauh saja
Jadi titik kecil dan menghilang
Akankah berlalu begitu saja
Ku mengingatnya.. Ku mengingatmu..
IF YOU
IF YOU
Jinyoung menyanyikan lagunya dengan
mendalam serta ekspresi yang sangat mendalami lagu tersebut semua orang yang
melihat di buat meleleh dengan suara merdunya itu, ia menyakikan lagu buatanya
sendiri dengan penuh penghayatan. Dan ketika ia sedang bernanyi matanya focus
diantara penonton yang melihat pertunjukannya itu,
Ia melihat Kim Hanna, matanya
terbelalalk kaget dengan sangat focus ia melihat hanna diantara kerumunan
penonton, namun karena banyaknnya penonton saat itu, Hanna menghilang dari
pandangangannya.
“ternyata ia menekuni hobbynya” Hanna
berjalan ia melihat Jinyoung yang tak lain adalah mantan kekasihnya ketika
masih di SMA dulu.
“FLASH BACK ON”
“harini aku akan mengajaknya nonton”
ucap Hanna dan membuka layar handphonenya dan terpampang jelas foto kekasih
yang ia sangat cintai yaitu Jinyoung
“hallo chagi, kau dimana?”
“ di studio chagi, aku bolos hari ini
haha”
“yak kenapa begitu, kau ini dasar”
“memangnya ada hal apa?”
“hmm begini, aku ingin mengajakmu
nonton ada film yang bagus chagi”
“ah, begitu rupanya baiklah nanti aku
akan menjemputmu chagi”
“baiklah jam 7 ok kau jemput aku, dan
sepulang sekolah ini aku akan mampir ke studiomu”
“tidak usah mampir langsung pulang
saja, tunggu aku di rumah”
Jinyoung menutup telfonya dengan
Hanna. Mereka berdua menjalin kasih sejak duduk di kelas 2
Dan sudah satu tahun dengan sekarang
“ihhhh menyebalkan main tutup saja,
dasar pria bodoh” gumam Hanna
“Hanna-ssi apa kau melihat Jinyoung
hari ini” Tanya Hyurin yang tak lain adalah teman sekelasnya Jinyoung
“dia membolos hari ini,” jelas Hanna
“apa?? Dia membolos dasar bodoh sudah
tahu hari ini ada tugas dari pak Dongahe,” Hyurin tampak kesal karena Jinyoung
lagi-lagi seperti itu
“memangnya tugas apa Hyrin-ssi?”
“tugas kelompok kimia, dia kan janji
yang akan menjelaskan, ah kekasihmu itu benar-benar anak yang susah dipercaya”
“ah, maafkan aku Hyurin-ssi nanti aku
akan menegurnya agar tidak seperti itu lagi, maafkan aku” Hanna meminta maaf
pada Hyurin
“kenapa kau yang meminta maaf Hanna,
kau ini terlalu polos atau bagaimana yang salahkan kekasihmu itu, ah yasudah
aku harus kembali kekelas” lalu Hyurin pun meninggalkan Hanna
Sepulang sekolah Hanna melangkahkan
kakinya menuju studio tempat Jinyoung sering berlatih
“dia itu harus di beritahu, agar
berfikir” Hanna melangkahan kakinya cepat ke ruangan Jinyoung sedang berlatih.
Seketika langkahnya terhenti di luar pintu ia mendegar suara wanita di dalam
dan tampaknya sedang asik tertawa, perlahan Hanna masuk ke ruangan itu
Dan ia tiba-tiba terdiam kaku matanya
terbelalak kaget melihat apa yang di lihatnya saat itu, dan betapa kagetnya ia
melihat seorang gadis seuisianya dengan rambut panjang tergerai dengan nyaman
merangkul lengan Jinyoung dan mencium pipi kekasihnya itu. Dan bulir-bulir air
mata jatuh membasahi pipinya
“Jinyoung” ucapnya paraw, dan
seketika Jinyoung sangat kaget melihat kedatangan Hanna yang tidak disadarinya
itu ia langsung menepis lengan wanita yang memganngnya dan segera menghapiri
Hanna.
Hanna berlari keluar dari ruangan itu
dengan cepat sambil terisak melihat apa yang barusan ia lihat
“ kau jahat Kwon Jinyoung aku
membencimu” ucap Hanna
“aishhhh mengapa seperti ini, sial”
Jinyoung berlari sangat kencang mengejar Hanna, dan langkahnya terhenti, ia
melanjutkan langkahnya dan menarik lengan Hanna dan seketika tubuh Hanna masuk
dalam pelukannya
“lepaskan, aku bodoh , aku
membencimu” Hanna berusaha berontak dan menghindari perlakuan Jinyoung,
“dengarkan penjelaskan ku dulu Hanna,
maafkan aku,,” Jinyoung berusaha memeluk kekasihnya itu walaupun Hanna
memukulnya berkali-kali ia tetap memeluk gadisnya itu hingga akhrinya terdiam
“maafkan aku, Hanna, aku akan menjelaskan
semuanya padamu,” Jinyoung dengan perlahan melihat wajah gadisnya itu dan ia
kaget wajah kekasihnya sudah sangat basah dengan air mata
“lepaskan aku, tak perlu kau jelaskan
apa-apa lagi” Hanna mendorong tubuh Jinyoung agar melepaskan peukannya
“kau pilih saja wanita itu, kita
akhiri hubungan kita sampai disini, aku kecewa padamu” ucap Hanna ia
memberhentikan taxi dan mengabaikan Jinyoung
“Hanna, tunggu dulu dengarkan
penjelasanku dulu Hanna, aku mohon, ia berusaha memegang lengan kesaihnya itu
namun ditepisnya, Hanna masuk ke dalam taxi dan meninggalkan Jinyoung
“Hanna tunggu”, ia mengejar taxi itu
dengan lari cepatnya, namun apa daya tenaga manusia dan mesin sangatlah berbeda
“cih dasar kau bodoh Jinyoung”
gumamnya sambil mennendang kaleng ksong yang berada di dekat kakinya
***
Semenjak kejadia itu Hanna selalu
menghindari Jinyoung, dan
Jinyoung selalu berusaha agar bisa
berbicara pada kekasihnya itu, namun Hanna selalu menghindar sampai saat mereka
kelulusan
“aku benar-benar kecewa padamu,
selama ini aku selalu percaya denganmu, tetapi kau menghinatinya dengan mudah”
hanna tetap memendam rasa kesalnya pada kekasihnya itu hingga akhirnya datang
Kim Junsu yang merubah segalanya.
“FLASH BACK OFF”
***
Jinyoung merebahkan dirinya kedalam
tempat tidur sangat empuk dan lembut ia menumpukan kedua lenganya sebagai
bantal, ia memandangi langit-langit kamarnya
“benar itu Hanna, aku sangat yakin”
gumamnya Jinyoung membayangkan wajah Hanna dan sangat yakin gadis yang
dlihatnya itu adalah Kim Hanna
“dia semakin cantik saja, tetapi
mengapa bisa kebetulan ia berada di situ apa dia tahu aku” Jinyoung terperanjat
dari tidurnya, dan ia mengambil sesuatu dari dalam lemarinya satu kardus coklat
berukuran sedang,
Ia membukannya dan didalamnya
terdapat benda-benda kenangan mereka berdua ketika dulu,
“dia memang cantik” Jinyoung
memandangi foto mereka berdua ketika masih berpacaran dulu
Jinyoung mengelus wajah Hanna dalam
foto itu
“aku akan menemukanmu Hanna, aku
menyesal atas apa yang kuperbuat padamu waktu itu”
Beberapa hari kemudian, ia kembali
melihat Hanna, dan ia mengikuti nya, “astaga benar itu Hanna, sedang apa ia
disini dan mau kemana” Jinyoung mengikutinya perlahan
Dan ia lihat Hanna masuk kedalam
sebuah toko ketikan Jinyoung melihat plang toko itu “ternyata dia membuka usaha
toko, ahh pantas dari dulu dia memang hobbi membuat kue”
Jinyoung masuk kedalam toko itu dan
berpura-pura sebagai pelanggan
“selamat sore tuan selamat datang,
untuk berapa orang” Tanya Bobby kepada pelanggannya
“satu, bisakah aku duduk di situ?”
“tentu tuan silahkan, dan ini menunya
jika sudah selesai silahkan memanggil saya” Bobby pun meninggalkan Jinyoung
agar memilih
“mana dia,” Jinyoung melihat-lihat
keadaan sekitar dan matanya langsung tertuju pada hanna yang sedang melayani
costumernya
Jinyoung memegang dada kirinya, ia
merasakan betapa ia gugup saat ini “ya Tuhan apa yang harus aku lakukan, aku
merasa takut sekaligus senang” gumamnya
“dia sangat berbeda, semakin cantik
dan wajahnya itu…” Jinyoung terus focus pada Hanna
“tuan apa kau sudah selesai memesan?”
Tanya Bobby yang sontak membuat dirinya kaget
“ishhh kau ini menganggu saja,
bisakah aku memesannya nanti, aku sedang sibuk saat ini” ucap Jinyoung kesal
Bobbt mengangkat satu alisnya yang
tebal itu “hey tuan, kau ini sibuk apa? Sedari tadi kau hanya sedang
memperhatikan bosku saja, apa kau seorang penguntit huh??” ucap Bobby kesal
Sontak kejadian itu membuat
pengunjung yang sedang menikmati santapan terpaku kearah mereka berdua tak
terkecuali Hanna
“ishh kau ini hanya seorang pelayan
jadi jangan belagak sok” Jinyoung berdiri dan menarik kerah baju Bobby
“Jinyoung apa yang lakukan d tokoku,
cepat lepaskan dia kau ini tidak sopan” Hanna melepaskan tangan Jinyoung dari
kerah baju Bobby
“kau kembalilah kedapur Bobby tak
perlu hiraukan dia”
“ah, baiklah sunbae”
“aku harus menjelaskannya padamu,
ikut aku” Jinyoung menarik lengan Hanna kasar
“kau mau, apa cepat lepaskan aku
Jinyoung, tidak ada yang perlu kau jelaskan padaku” teriak Hanna
Jinyoung lalu menggendong Hanna
paksa, ia memasukannya kedalam mobil silver miliknya
“diamlah, ikut bersamaku sejenak”
Jinyoung lalu melajukan mobilnya dengn kecepatan 80km/jam
“ishh kau ini maumu apa huh? Apa kau
belum puas menyakiti hatiku dengan ulahmu” teriak Hanna
Namun bukan Jinyoung namannya ia
mengabaikan Hanna dan tetap focus menyetir, mereka berdua pun berhenti di salah
satu tempat
Tepatnya Jinyoung mengajak Hanna
ketempat pertama kali mereka menjadi sepasang kekasih
“untuk apa kau membawaku kemari Kwon
Jinyoungggggg” Hanna kembali berteriak pada Jinyoung
“dengarkan dulu, kenapa kau begitu
egois tak mau mendengarkan aku Hanna” teriak Jinyoung
“ apa kau bilang barusan??? Aku egois
katamu? Apa kau tak punya otak!! Jelas-jelas kau yang menyakitiku, aku sudah
mempercai diirmu tetapi apa hasilnya kau sangat mengecewakan” ucap Hanna
lantang
“yak aku tahu memang aku bodoh,
tetapi dia adalah sahabtku, dia bukan selingkuhanku dia itu seperti adiku, kau
tahu dia sangat mirip dengan Jieun kau pun tahu betapa Jieun manja padaku dia
adik yang sangat kusayangi”
“lalu wanita di studio itu siapa?
Kenapa dia berlaku mesra padamu, apa dia istrimu huh?”
“sudah ku jelaskan dia adalah sahabat
Jieun kau tahu ia memiliki kelainan dalam diirnya ia merasa dirinya itu masih
kanak-kanak karena itu ia seperti itu.” Jelas Jinyoung menatap focus mata Hanna
Hanna tersenyum ketus dan air matanya
mulai membasahi pipinya
“kau itu sangat jahat Jinyoung, kau
ini sudah jelas-jelas selingkuh, kau ini benar-benar menganggapku bodoh ya”
teriak Hanna
“terserah apa katamu Hanna, yang
terpenting aku telah menjelaskan semuannya dan aku jujur padamu tidak bohong
sedikitpun karena kau tahu kau yanga ku cintai Kim Hanna”
Seketika keduanye tertegun terdiam
dalam perasaan berkecamuk sesak di dada yang kini mereka rasakan.
“lupakan saja, aku sudah terlanjur
kecewa padamu, kau telat memberitahukan semuanya”
“kau yang egois dari dulu aku selalu
berusaha menjelaskan tetapi kau selalu menghindari diriku Hanna, kau tahu
betapa tersiksanya aku saat itu” Jinyoung berteriak dan tak dipungkiri matanya
berkaca-kaca menahan sesak didada
“lalu maumu sekarang apa
Jinyoung-ssi?” ucap Hanna lirih menundukan kepalanya dan terus menangis
Perlahan Jinyoung melangkah mendekati
Hanna, memegang lembut dan erat tangan Hanna dengan mata berkaca-kaca
“maafkan aku Hanna, aku yang salah,
aku menyesal atas semuanya ku mohon maafkan aku” Jinyoung berkata dengan suara
parau, dan Hanna perlahan menatap mata Jinyoung.
Ia tahu jika sudah sperti ini mantan
kekasihnya ini berkata sebenarnya dan tatapannya yang begitu dalam,
Perlahan wajah Jinyoung mendekati
wajah Hanna memegang wajah mantan kekasihnya itu sangan gentle Jinyoung
memejamkan matanya dan sepersekian detik mencium lembut bibir Hanna sangat
lembut melepas rasa rindu yang tak terlampiasakn selama ini, begitupun Hanna
memejamkan mata merasakan kembali ciuman hangat yang dulu ia rindukan dari
Jinyoung.
Keduanya saling berpagutan mesra
melepas rasa rindu yang tak tersampaikan Jinyoung kini bernafsu melumat bibir
Hanna dengan penuh perasaan.
“hentikan Jinyoung kita tidak bisa
melakukan ini lagi” Hanna mendorong pelan tubuh Jinyoung dan memalingkan wajah
kearah lain
“kenapa? Hanna, apa kau sudah tidak
menyukainya?” Jinyoung mendekap tubuh Hanna erat dari belakang, “kumohon
maafkan aku Kim Hanna, berikan aku kesempatan sekali lagi ku mohon” ucap
Jinyoung lirih di telngan Hanna
Hanna hanya terdiam air matanya
kembali membasahi pipinya, ia memegang erat tangan kekar Jinyoung yang tengah
memeluknya “maafkan aku Kwon Jinyoung semua sudah telat”
“apa maksudmu Hanna?” Jinyoung
membalikan tubuh Hanna meminta penjelasan atas apa yang ia dengar barusan dari
mulut mantan kekasihnya itu
“maaf, aku sudah memilki keaksih saat
ini Jinyoung-ssi”
“apaa??”
“maafkan aku, aku benar-benar minta
maaf, sekarang dia sudah hadir dalam kehidupanku dan aku tidak mau mengecawakan
ini”
“kkauu….” Jinyoung kembali terpaku
dan shock atas apa yang ia dengar langsung dari bibir kekasihnya dulu itu dan
ia melihat di lengan kiri Hanna terdapat cincin
“jadi kau sudah bertunangan Hanna?”
Tanya Jinyoung lirih
Hanna hanya mengangguk tak sanggup
mengeluarkan kata-kata yang akan semakin membuat Jinyoung tersakiti
Jinyoung mendongkakan kepalany ke
atas langit malam, ia tersenyum kecewa
“haha, sial, kau memang bodoh Kwon
Jinyoung, kau telah menyia-nyiakan gadis yang kau sayangi” ucapnya penuh kecewa
“arrghhhhhhhhhhhh bodohhhh” teriak
Jinyoung keras dan menendang rerumputan didekatnya
Hanna yang melihat Jinyoung saat itu
sangat sakit, ia merasa bersalah kini, namun apa daya nasi sudah menjadi bubur
“maafkan aku Jinyoung ku mohon” Hanna
memeluk erat Jiyoung melepas rindu selama ini
Jinyoung hanya terdiam tak dapat
berkata apa-apa lidahnya kelu
Ia hanya membalas erat pelukan Hanna
sangat erat menciumi puncuk kepala mantan kekasihnya itu
***
Hari pernikahan Hanna Dan Junsu telah
tiba, semua telah di persiapkan balutan nuansa peach mewarnai altar pernikahan
mereka, dengan nuansa outdoor di area taman yang sudah didekorasi sedemikian
rupa semua tampak cantik,
Bangku dengan hiasan pita besar
dibelakannya balutan warna peach, cream dan putih senanda dengan bunga-bungan
yang ada di sekitarnya,
Semua tamu undangan telah hadir
menempati kursi masing-masing suanan hangat sederhana dan sangat elegan itu
membuat semuanya terasa sempurna
Begitu pula dengan pengantin pria,
tampak sangat gagah tuxedo putih yang ia kenakan sangat pas di badan gagahnya
semua menunggu, sangan pengantin wanita
Di ruangan lain Hanna menitikan air
mata kebahagiaan, ia akhirnya menikah dengan pria yang ia cintai, kedua orangtua
Hanna memeluk anak kesayangannya sangat erat
“kau kini sudah dewasa nak!
Berbahagialah! Dan berikan kami cucu yang banyak” ucap ibu Hanna dengan senyum
cantik dan bahagian
“jalani hidupmu bersama suamimu
Hanna, lalui setiap pweristiwa dengan hati tenang dan pemikira terbuka
mengerti!” tambah ayah Hanna
Mereka semua terhanyut dalam suasna
haru, dan tibalah di saat mereka akan di persatukan dalam ikatan pernikahan.
***
Di sisi lain Nampak sosok pria dengan
jas hitamnya tengah menatap kearah kerumunan kebahagian itu, ia manatap focus,
terlebih ketika seseorang keluar
Yang tak lain adalah Jinyoung, ia
menatap Hanna terpaku, dengan balutan gaun pengantin warna peach sangat cantik
Ia mengepal lengan krinya dan
memagang dada kirinya mengelus rasa sakit yang ia lihat saat ini namun hanya ia
yang merasa tersakiti, sedangkan Hanna bahagia Nampak bahagia terpancar dari
matanya bahagia dengan pernikahannya
“kau harus iklas Jinyoung, dia sudah
menjadi milik orang lain” gumamnya dan terus menatap Hanna
Ketika mereka sudah dipersatukan,
Junsu mencium lembut bibir istrinya itu di hadapan semua tamu undangan, dan
Jinyoung memalingkan tubuhnya tak kuat menatap hal itu
Tidak bisa dipercaya kekasihnya yang
dulu kini sudah menjadi istri orang lain Jinyoung menitikan air mata kecewanya
namun ia tidak boleh egois dengan perasaanya sendri
“baiklah ini akan menjadi yang
terakhir aku menatap wajahnya” ucap Jinyoung dan melangkahkan kakinya mantap
kearah kerumunan yang tengah berbahagia itu
“Hanna-ssi” ucap Jinyoung
Hanna seketika melihat sekelilingnya
dan ia tampak tidak asing dengan suara itu
“aku disni Hanna” ucap jinyoung
dengan senyum khasnya
“Jinyoung-sii” Hanna tampak sangat
kaget melihat kehadiran Jinyoung disini lidah nya kelu sesaat melihat mantan
kekasihnya berdiri di pernikahannya
“ah, dia temanmu di sekolah dulu ya
sayang” Tanya Junsu dan menatap Jinyoung dengan senyum mereke berdua berjabat
tangan
“selamat, semoga kalian bahagia
selamannya”
“terimakasih”
“Hanna apa kau akan diam terus
seperti itu” Tanya Jinyoung membuyarkan lamunan hanna tentang dirinya
“ah maafkan aku Jinyoung-ssi
terimakasih kau sudah mau hadir”
Tiba-tiba Hanna memeluk erat
jinyoung, dan jinyoung hanya tersenyum meski hatinya sakit, ia mencoba tidak
egois karena ini adalah kebahagian Hanna gadis yang ia cintai
“selamat Hanna, jadilah istri yang
baik ok” ucap Jinyoung dengan senyum khas dari bibir tipisnya itu
Hanna hanya mengangguk, “baiklah aku
pergi dulu, selamat untuk kalian”
“yak, kau mau kemana? Nikmati
pestanya dulu” ucap Junsu memegang pundak Jinyoung
“maaf aku ada urusan lain, aku tidak
bisa berlama-lama” Jinyoungpun berlalu dengan langkahnya yang sangat tenang
“astaga Jinyoung, maafkan aku” gumam
Hanna ia melihat kepergian Jinyoung yang tengah menghilang dari kerumunan tamu.
END
memang sangat menyedihkan.. tidak ada yang
peduli padaku” batinku menatap langitindah terlihat jelas dari sini, dari kamar
ku yang kecil dan berantakan ini tempat ternyaman dalam hidupku tempat ini
sudah menjadi saksi semua keluh kesah dan sedikit kesenangan yang ku punya,
semua ku utarakan di kamar ini , bukan kamar yang mewah dan indah hanya kamar
kecil dan itu sudah cukup bagiku.
anak
lelaki yang penuh cerita, terlebih adalah cerita kelam di masa hidupku hanya
sedikit kesenangan yang kudapat sisanya adalah hanya penghianatan dan rasa
kecewa. Hingga suatu hari ku bertemu seorang yang membuat hidupku sedikit
berarti atau bahkan telah membuat hidupku berubah untuk lebih baik kedepan..
tetapi
disi lain aku menyadari ada yang mengganjal di hatiku dan rasanya sangat sesak,
ingin ku mengutarakannya, namun ada keraguan di dalam hatiku.. dan kedua hal
ini sungguh menyiksa diriku...
***
***
Chap 1
“bangun,, bangun Oh Sehun nanti kau akan kesiangan jika bangun terlambat” ucap seseorang di dekat telingaku , ku rasa kini ia berada di sisiku
“ini kan hari minggu, biarkan aku beristirahat, aku lelah” ucapku membalikan badan dan menenggelamkan kepalaku dalam bantal
“meski begitu kau tidak boleh malas, hari libur seperti ini lebih baik kau keluar berolahraga atau melakukan sesuatu hal yang bermanfaat, cepatlah bangun Oh Sehun” teriaknya di telingaku dan itu benar-benar membuatku terganggu “kau ini berisik sekali, apa pedulimu tentangku!! biarkan aku seperti ini, ini hidupku” timpalku padanya dengan nada tinggi,ku terperanjat dari tidurku karena dirinya, dan menatapnya kesal
“bagus kalau kau sudah bangun, selamat beraktifitas Oh Sehun,” ucapnya dan menghilang dari pandanganku “dasar hologram bodoh” gumamku dan kembali berbaring menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhku. “tapi hari ini ada pertandingan baseball bagaimana aku bisa melupakan hari sepenting ini” ku membuka mataku dan ku baru ingat hari ini ada pertandingan baseball dan pemainya adalah tim kesayanganku “aku harus bergegas, semoga saja berlum terlambat” kulihat jam di meja menunjukan pukul 08:00 am “syukurla masih belum terlambat” ku turun dari ranjang bergegas pergi mandi “aigoooo ini sakit sekali” tiba-tiba ku terjatuh, kakiku menginjak sesuatu dan itu adalah hologram buatanku.
Aku
kuliah di salah satu universitas di New York aku mengambil jurusan visual
animasi, seperti tadi yang membangunkanku adalah hologram buatanku, sengaja ku
membuatnya karena di sini ku tinggal sendirian, aku anak tunggal kedua orang
tuaku sibuk bekerja di Seoul, setelah lulus sekolah sengaja aku memilih kuliah
di luar negeri, ku ingin jauh dari kedua orang tuaku,
mengapa??
karena mereka tidak pernah ada waktu untuku, semua fasilitas memang mereka
penuhi untukku, kehidupanku cukup mewah, tetapi semua itu tak ada artinya aku
ingin mereka bisa membagi waktunya untukku dan itu sudah cukup bagiku.
“bagaimana mungkin aku melupakan tim kesayangan ku bertanding hari ini” gumamku menatap diri di depan kaca sedang yang bersatu dengan pintu lemari baju, dan mataku tertuju pada benda di sudut meja “topi kesayanganku” melihat topi merah bertuliskan Boston Red Sox mereka adalah team baseball asuhan Major League Baseball mereka adalah club baseball terkenal dunia sejak usiaku 15 tahun aku sudah suka pada club ini, dan yang membuat topi ini istimewa adalah tak sengaja ketika aku dan ayah ku pergi ke Amerika untuk menonton pertandingan mereka, salah satu pemain nya melemparkan topi ini dan aku yang beruntung mendapatkanya.
“aku
harus segera bergegas, agar bisa duduk paling depan”ku pakai topi kesayanganku
sebagai pelengkap , ku ambil tas di atas meja kecil segera ku pergi, kendaraan
yang ku punya adalah skateboard, karena hobbiku berbain skateboard, yap
meskipun aku punya mobil, tapi ku lebh nyaman menggunakan skateboard
ku susuri jalanan kota NewYork pagi itu, hari ini tidak begitu ramai karena ini hari libur, “syukurla belum terlambat” melihat jam di tanganku menujukan pukul 09.ooam dan pertandingan akan dimulai jam 10.00am.
ku susuri jalanan kota NewYork pagi itu, hari ini tidak begitu ramai karena ini hari libur, “syukurla belum terlambat” melihat jam di tanganku menujukan pukul 09.ooam dan pertandingan akan dimulai jam 10.00am.
“nona
tolong tiketnya satu”setelah memesan tiket segera ku bergegas, “ternyata sudah
lumayan ramai, dan nomor bangku ku 20456” kulihat, seisi stadion yang megah
ini, dan sudah cukup ramai, ku menyusuri bangku dan mencari nomor bangku ku
“ini, dia ternyata, aku sangat tidak sabar melihat mereka menang hari ini” ku
duduk seraya memandangi seisi stadion sangat luas, sebagian orang bersorak
menyerukan team kesayangan mereka “boston red sox,,,, boston red sox...boston
red sox...” ku juga ikut menyerukan team kesayanganku, “tidak lengkap rasanya
melihat pertandingan jika tidak di temanin, softdrink dan popcorn” segera
kulihat sekelilingku yang menjual popcorn dan minuman “ah itu dia, tuan kemari
berikan aku satu popcorn dan softdrink” ucap ku lantang pada penjual itu,
segera dia menghampiri diriku dan memberikan pesananku. Pertandingan akan
segera di mulai, kedua team sudah keluar “mereka tampak begitu keren, aku ingin
seperti mereka” mataku kini fokus tertuju pada mereka yang begitu terlihat
keren.
“ayo
kau bisa, aku yakin kau akan menang” ucap seseorang dari arah lain, kudapat
mendengar itu, lumayan jelas, dan dia mengucapkan itu dengan bahasa Korea.
Segera kulihat darimana arah suara itu berasal, dia seorang pria, dan bisa ku
lihat tubuhnya jauh denganku dia tidak tinggi wajahnya pun imut, dan dengan
kebetulan dia melihat ke arahku sepertinya dia sadar kini aku sedang
memperhatikannya, pria kecil itu hanya tersenyum padaku, ku balas senyumannya
singkat dan segera kembali ke posisi ku semula “pria yang cantik,” gumamku.
Chap 2
pertandingan
pun berakhir dengan skor yang sangat memuaskan “yep sekali lagi dan lagi team
kesayangku menang” ku sangat senang team andalan ku memang yang terhebat
tiba-tiba handphoneku bergetar, segera kulihat siapa yang menghubungiku
“ternyata dari eomma”
“ya ibu,”
“kau sedang apa sayang? Apa kau sudah makan? Kau dimana? Ramai sekali kedengaranya”
tiba-tiba handphoneku bergetar, segera kulihat siapa yang menghubungiku
“ternyata dari eomma”
“ya ibu,”
“kau sedang apa sayang? Apa kau sudah makan? Kau dimana? Ramai sekali kedengaranya”
“ku habis menonton pertandingan, ibu sendiri
bagaimana?”
“ syukurla sayang, kalau begitu kami di sini semua baik sayang, kami merindukanmu, kapan kau libur!”
“aku belum tahu ibu, akhir-akhir ini banyak tugas dan ujian”
“ jagalah kesehatanmu sayang, nanti kami akan mengunjungimu, jangan keluar lewat dari jam 12 malam oke,, gunakan sweater jika kau pergi keluar”
“ya baiklah ibu, sudah dulu ya bu, sampai jumpa”
“ syukurla sayang, kalau begitu kami di sini semua baik sayang, kami merindukanmu, kapan kau libur!”
“aku belum tahu ibu, akhir-akhir ini banyak tugas dan ujian”
“ jagalah kesehatanmu sayang, nanti kami akan mengunjungimu, jangan keluar lewat dari jam 12 malam oke,, gunakan sweater jika kau pergi keluar”
“ya baiklah ibu, sudah dulu ya bu, sampai jumpa”
segera ku akhiri pembicaraan dengan ibuku “aku tidak perlu basa-basi, benar-benar menjijikan” ibuku selalu menanyakan kabarku, tetapi ia selalu berbohong akan mengunjungiku dan akhirnya selalu tidak bisa dengan alasan yang sama.
“hey kau,,” ucap seseorang dari arah lain ia menepuk pundaku, “ternyata si pria cantik” batinku, benar dugaanku dia berbeda denganku, wajahnya seperti perempuan, tubuhnya pun jauh denganku yang tinggi “ya, what's up bro?”
“can u speak Korean bro? U from Korean I think” ucapnya, “yep course, and you? From Korean too?” ternyata dia mengetahui aku melihatnya, “ya, aku juga, kenalkan namaku Xiumin,, “ timpalnya mengulurkan tangan, ternyata tangannya juga begitu mungil “benar-benar seperti perempuan” batinku “yep, aku Sehun oh Sehun,, senang bertemu denganmu”
“kau sendirian?” tanyanya “ya begitulah seperti kau lihat sendiri!! dan kau sendiri bagaimana?” tanyaku “hyung-ah,,, kau dari mana saja, aku mencari dirimu ternyata kau disini” ucap seorang pria, dan ku lihat dirinya sama tinggi denganku dan tubuhnya pun bagus “hi” timpalnya padaku ku hanya menjawab dengan senyuman “maafkan aku Yeol ,, kenalkan dia temanku namanya Oh Sehun sama dari Korea juga” ucap Xiumin mengenalkan ku pada temannya “hallo, aku Chanyeol senang bertemu denganmu” ucapnya “ya aku juga,, aku Sehun”
ternyata
temannya pun berasal dari Korea, “Sehun, kami duluan oke, sampai jumpa” ucap
Xiumin dan berlalu bersama Chanyeol “ya, Xiumin, sampai jumpa hati-hati” mereka
pun berlalu dari pandanganku, dan aku masih asik mengunyah permen karet.
***
“hyung,
dia siapa? Sepertinya aku belum pernah melihat temanmu yang satu itu” tanya
yeol
“dia
teman baruku, bagaimana menurutmu? Dia tampan dan imut kan?” timpal Xiumin
“apa
yang dia katakan? Padahal baru kenal tapi sudah punya penilaian seperti itu”
batin yeol
“hmm
tapi dia tidak setampan diriku hyung haha”
“dia pria yang menarik!! wajahnya imut dan postur tubuhnya bagus, sangat menarik” gumam Xiumin yang tengah memikirkan Sehun
“hyung kenapa? Dari tadi tampaknya ia sedang memikirkan sesuatu, dan kadang tersenyum seperti itu” batin Yeol yang melihat tingkah hyungnya itu.
“hyung,, kau sedang memikirkan Rachel ya...” celetuk Yeol pada Xiumin
“apa katamu? Rachel? Buat apa ku memikirkan dia,” timpal Xiumin dengan nada sedikit kesal “lalu kau memikirkan siapa?” tanya Yeol
“kau tahu pria yang waktu itu di stadion?” timpal Xiumin Yeol sejenak bepikir mengangkat satu alisnya, “siapa hyung?”
“Oh Sehun, aku rasa dia pria yang menarik” ucap Xiumin dengan senyum mengembang di bibir tipisnya “lalu? Kenapa dengan dia? Apa yang menarik?” tanya Yeol dengan mempoutkan bibir tipisnya heran dengan apa yang baru saja hyungnya ucapkan
“aigooo,, kau jangan berpikiran seperti itu,” Xiumin menatap adiknya itu “aku melihat wajahmu sepertinya kau berpikiran aneh tentangku!! dasar bodoh” tambah Xiumin dan menjitak kepala adiknya itu. “lalu apa yang kau pikirkan tentangnya hyung?” tanya Yeol heran
“dia pria yang menarik!! wajahnya imut dan postur tubuhnya bagus, sangat menarik” gumam Xiumin yang tengah memikirkan Sehun
“hyung kenapa? Dari tadi tampaknya ia sedang memikirkan sesuatu, dan kadang tersenyum seperti itu” batin Yeol yang melihat tingkah hyungnya itu.
“hyung,, kau sedang memikirkan Rachel ya...” celetuk Yeol pada Xiumin
“apa katamu? Rachel? Buat apa ku memikirkan dia,” timpal Xiumin dengan nada sedikit kesal “lalu kau memikirkan siapa?” tanya Yeol
“kau tahu pria yang waktu itu di stadion?” timpal Xiumin Yeol sejenak bepikir mengangkat satu alisnya, “siapa hyung?”
“Oh Sehun, aku rasa dia pria yang menarik” ucap Xiumin dengan senyum mengembang di bibir tipisnya “lalu? Kenapa dengan dia? Apa yang menarik?” tanya Yeol dengan mempoutkan bibir tipisnya heran dengan apa yang baru saja hyungnya ucapkan
“aigooo,, kau jangan berpikiran seperti itu,” Xiumin menatap adiknya itu “aku melihat wajahmu sepertinya kau berpikiran aneh tentangku!! dasar bodoh” tambah Xiumin dan menjitak kepala adiknya itu. “lalu apa yang kau pikirkan tentangnya hyung?” tanya Yeol heran
“dia
sama tingginya dengan dirimu dan postur tubuhnya pun bagus, bagaimana kalau
kita ajak dia bergabung di club baseball kita” ucap Xiumin tegas
dan memang Oh Sehun sama tingginya dengan Yeol dan memiliki postur tubuh yang bagus cocok masuk club basbeball “ah begitu rupanya hyung! Aku mengerti sekarang” timpal Yeol
dan memang Oh Sehun sama tingginya dengan Yeol dan memiliki postur tubuh yang bagus cocok masuk club basbeball “ah begitu rupanya hyung! Aku mengerti sekarang” timpal Yeol
“lalu
bagaimana Yeol apakah kau setuju, bolehkan dia masuk ke club baseball kita”
tanya Xiumin. Yeol tersenyum dengan senyum khasnya,, “ya hyung tentu boleh..”
Chap 3
Pagi
ini sangat cerah, sinar mataharinya membuat tubuhku nyaman, suasana di kampus
juga tidak begitu ramai kuregangkan otot-otot tubuhku sembari menghirup udara
segar pagi itu
“hey
Sehun” ucap seseorang menpuk pundaku “ya,,,”
“kau
sedang bersantay ya,, hmm apa nanti kau ada waktu” tanya Michele dia adalah
teman satu kampus sekaligus satu kelas denganku “ya begitulah... memangnya ada
apa?”
“hmmm,,,
tidak aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan saja! Bagaimana?” tanyanya dengan
senyum khasnya itu, Michele adalah gadis yang baik wajahnya juga cantik aku
tahu dia menaruh perasaan terhadapku, dari sikapnya padaku sudah bisa ku baca
tapi sayang ku sedang ingin sendirian, ku tidak ingin mempunyai pacar aku takut
aku tidak bisa mengurusnya dengan baik.
“maaf
michele aku tidak bisa,” ku lihat seketika wajahnya berubah sedih karena
lontaran dari mulutku barusan “begitu ya,” ucapnya lirih. “maafkan aku! Dan
kumohon padamu untuk berhenti bersikap terlalu baik padaku”
Langganan:
Postingan (Atom)