Pages

Minggu, 08 November 2015

Title : Angle Roses
Rate : 15
Genre : Drama, romance, complicated, Two Shoot
Main cast :
-       Kim hanna
-       Kim Junsu
-       Kwon Jin Young
-       Other
Author : thia.hinata@yahoo.com


Udara pagi ini sangat segar, langit cerah mataharipun bersinar dengan kehangatannya, semua orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing melaksanakan setiap hal yang mereka tekuni, disudut lain sosok pria muda berjalan santay dengan style anak muda masa kini, snickers, topi, gelang, kemeja, kaos, celana robek-robek sangat pas di kenakan pria muda ini, ia berjalan menyusuri ramainya kota Seoul pada pagi itu,
Sambil mengunyah permen karet ia asik menyusuri jalanan di Seoul dengan headset di kedua telinganya.

Langkah pria muda ini terhenti di sebuah studio music di Seoul “Camp Rock Music” nama studio itu, ia masuk dengan santay
“Hai Jinyoung-ssi kau sudah datang rupanya” ucap seorang pria dari arah lain merangkul pria muda itu yang ia panggil Jinyoung
“tentu, hari ini aku bersemangat dengan mini konser kita” ucapnya dengan senyum di bibir tipisnya itu

Di ruangan lain telah ada beberapa pria muda seusianya sedang sibuk latihan dengan alat music masing-masing, mereka juga tak kalah memiliki style seperti Jinyoung, lengkap dengan aksesoris yang dikenankan,

“what’s up bro” ucap pria dengan topi merah kepada Jinyoung
“hai” ucapnya singkat
“yoshhh!! kita semua sudah berkumpul, semangat untuk hari ini guys, karena ini konser perdana kita”
“yooo aku sangat bersemangat hari ini gairahku memuncak” ucap pria bertopi merah itu

Semua mulai berlatih, mereka sangat mahir layaknya seperi grup band terkenal genre pop yang mereka bawakan sangat pas.

***
“ahhhh,, udaranya begitu menyegarkan,” ucap wanita muda, dengan rambut hitam sebahu, ia meregangkan kedua tangan mungilnya ke langit-langit, merengangkan ototnya yang kaku ia, bercermin di kaca took dan membenrakan  kacamata yang ia kenakan
“semangat hari ini Hanna” gumamnya, ia melanjutkan aktifitas bersih-bersih di took miliknya sendiri itu bernama, “Cookies Smile”. Ia merapihkan setiap meja dan kursi yang memang sudah tertata, menyalakan lampu toko dan memeriksa dapur

“ya, ampun Sunbae sudah dating rupanya” ucap pria jangkung lengkap dengan seragam toko cookies smile yang ia kenakan
“selamat pagi Sunbae” ucapnya pada Hanna
“kau sudah datang, rajin sekali kau sepagi ini sudah datang Bobby”
“ah, tidak sunbae, aku yang telat, tetapi mengapa kau sepagi ini sudah di toko, adakah sesuatu yang salah” Tanya Bobby
Hanna menggelengkan kepalanya dengan senyum di bibirnya

“memangnya aku tidak boleh ya datang kemari” godanya
“ah hehe bukan begitu sunbae maksudku kau sepertinya bersemangat sekali hari ini”
Hana tertawa renyah melihat Bobby dengan sikap kakunya itu,
“hari ini aku bersemangat, karena moodku sedang sangat baik Bobby,”
“aku yakin di hari yang cerah ini toko kita akan ramai pengunjung” tambahnya

“ah, tentu saja Sunbae itu pasti setiap hari toko ini selalu ramai mereka menikmati kue yang disajikan”
“baiklah hari ini aku akan  membantu seharian full, semanagt Bobby”

***
“Tuan, Kim Junsu, hari ini kau ada rapat dengan Tuan, Park Minyoung” ucap wanita dengan style balutan busana wanita karir rambut terurai sepinggang
“lalu apa agenda kita hari ini Yuri-ss” Tanya Jun pada sekertarisnya itu
Ia menjelaskan seluruh agenda kegiatan hari ini pada Junsu presdirnya itu,
“baiklah, persiapkan rapat dengan tuan Park ok, karena aku ada urusan pagi ini, dan secepatnya aku akan segera kembali” ucap Junsu ia melangkag mengambil jas hitanmya yang terletak tak jauh dari mejanya
“tentu baiklah tuan Junsu akan saya laksanakan” Yuri sekertarisnya itupun pergi meninggalkan ruangan Junsu

“lagi,lagi ia telat menghubungiku, dasar wanita…” gumam Junsu melihat handphonenya menunggu seseorang untuk menghubunginya
Ia menekan angka-angka pada layar ponselnya itu, sambil berjalan keluar kantor ia focus dengan sambil menghubungi seseorang
“hmmm, kenapa lama diangkat, sedang apa dia saat ini” gumamnya

“hallo chagiyaa, maaf aku tak menghubungimu pagi ini, karena sekarang aku sedang di toko” ucap wanita dalam telefon itu
“ hmmm karena kau sudah telat chagi,, aku akan menghukummu, tunggu saja” ucap Junsu dengan smirk evilnya dari bibir tipisnya itu

Junsu menyusuri jalanan Seoul dengan mobil sedan hitamnya, sambil mendengarkan music klasik
Ia terus menyunggingkan senyum dibibir tipisnya itu entah hal apa yang ada dalam pikirannya saat ini

Dan ia tepat berhenti disebuah toko, tak lain adalah toko milik Hanna. Junsu kembali membuka handphonenya dan menghubungi Hanna yang tak lain adalah kekasihnya

“hallo, kau sedang apa sekarang?”
“sedang membuat kue chagiya, ada apa? Apa kau tadi sarapan?”
“belum, aku malas sarapan”
“yak!! Kenapa begitu, kau ini sudah kuperingatkan untuk selalu sarapan”
“hmmmm”
“halloo,,,apa yang kau katakana oppa”

Tiba-tiba sambungan diantara mereka terputus, dan tanpa di ketahui Hanna Junsu sudah berada di belakang Hanna
Tangan kekar Junsu merangkul pinggang ramping Hanna, sontak gadisnya itu kaget dan menghentikan aktifitasnya

“ya ampun, apa yang kau lakukan oppa” Hanna sangat kaget dengan perlakukan kekasihnya ini, memang sudah biasa seperti ini tetapi kali ini ia berani melakukannya di toko Hanna

“sudahla, chagiya kau tau betapa aku merindukanmu semalaman aku memimpikann dirimu” Junsu menaruh dagunya dengan manja di pundak Hanna dan mempererat pelukannya yang hangat

“memangnya apa yang kau imipikan?” Tanya Hanna yang kini memegang tangan kekar Junsu

Junsu membalikan tubuh mungil Hanna dengan lembut ia tersenyum pada gadis yang dicintainya itu,
“seperti ini aku mempikan nya” perlahan wajah Junsu mendekati wajah gadisnya itu deru nafas keduanya mulai terasa

“hentikan Kim Junsu kau tahu ini dimana?” ucap Hanna dengan mata terbelalak dan mencoba menghentikan ulah kekasihnya itu, namun apa daya tubuh Junsu lebih besar dari Hanna dan ia terkunci sempurna dalam pelukannya. Perlahan Junsu semakin mendekatkan wajahnya pada Hanna ia memejamkan matanya dan sepersekian detik bibir tipisnya menyentuh bibir ranum Hanna

Mata Hanna terbelalak kaget, namun ia menikmatinya dan memjamkan matanya dan menikmati simple kiss yang di berikan kekasihnya itu. Mereka berdua begitu menikmatinya perlahan tangan Hanna merangkul leher Junsu.

Dan tiba-tiba bunyi baskom terjatuh terdengar sontak mereka berdua mengehentikan akftitas romantic barusan dan kaget mendengar benda jatuh tersebut
“ah, maafkan aku sunbae, aku benar-benar minta maaf tanganku sangat licin” ucap Bobby kaku dan segera meninggalkan mereka berdua entah sejak kapan Bobby berada disitu

“ya ampunn, mereka begitu mesra, aku iri rasnya, jadi ingin memiliki kekasih” gumam Bobby dengan senyum sambil mengerjakan membuat kue

“yak,, kau ini bodoh” Hanna mendorong Junsu dengan raut wajah sedikit kesal
“maafkan aku chagiya, aku terlalu merindukan mu, lagi pula Bobby kan sudah tahu kalau kita ini sepasang kekasih jadi apa maslahnya jika ia melihat nya? Lagi pula hanya simple kiss” jelas Junsu

“yak tetap saja, kau ini, dan kenapa kau belum sarapan, aku kan sudah berkali-kali mengingatkan untuk sarapan terlebih dahulu”
“maaf sayangku, aku sudah sarapan, aku makan roti dan susu pagi ini”
“hmm lalu kenapa kau bilang belum sarapan chagiyaaa”
“itu hanya alasan agar aku bisa kemari, ah aku ingin kue buatan mu berikan aku satu piring chagi..” ucap Junsu manja
“enak saja, minta kau harus membelinya tuan,” goda Hanna

Mereka pun tertawa renyah, mereka sudah menjalani hubungan kurang lebih 2 tahun.

***

Kau tlah meninggalkan ku
Dan ku tak bisa berbuat apa pun
Cinta meninggalkan ku
Dan bodohnya ku hanya berdiri disini

Melihatmu pergi dan semakin jauh saja
Jadi titik kecil dan menghilang
Akankah berlalu begitu saja
Ku mengingatnya.. Ku mengingatmu..

IF YOU
IF YOU

Jinyoung menyanyikan lagunya dengan mendalam serta ekspresi yang sangat mendalami lagu tersebut semua orang yang melihat di buat meleleh dengan suara merdunya itu, ia menyakikan lagu buatanya sendiri dengan penuh penghayatan. Dan ketika ia sedang bernanyi matanya focus diantara penonton yang melihat pertunjukannya itu,

Ia melihat Kim Hanna, matanya terbelalalk kaget dengan sangat focus ia melihat hanna diantara kerumunan penonton, namun karena banyaknnya penonton saat itu, Hanna menghilang dari pandangangannya.
“ternyata ia menekuni hobbynya” Hanna berjalan ia melihat Jinyoung yang tak lain adalah mantan kekasihnya ketika masih di SMA dulu.

“FLASH BACK ON”

“harini aku akan mengajaknya nonton” ucap Hanna dan membuka layar handphonenya dan terpampang jelas foto kekasih yang ia sangat cintai yaitu Jinyoung

“hallo chagi, kau dimana?”
“ di studio chagi, aku bolos hari ini haha”
“yak kenapa begitu, kau ini dasar”
“memangnya ada hal apa?”
“hmm begini, aku ingin mengajakmu nonton ada film yang bagus chagi”
“ah, begitu rupanya baiklah nanti aku akan menjemputmu chagi”
“baiklah jam 7 ok kau jemput aku, dan sepulang sekolah ini aku akan mampir ke studiomu”
“tidak usah mampir langsung pulang saja, tunggu aku di rumah”

Jinyoung menutup telfonya dengan Hanna. Mereka berdua menjalin kasih sejak duduk di kelas 2
Dan sudah satu tahun dengan sekarang

“ihhhh menyebalkan main tutup saja, dasar pria bodoh” gumam Hanna
“Hanna-ssi apa kau melihat Jinyoung hari ini” Tanya Hyurin yang tak lain adalah teman sekelasnya Jinyoung
“dia membolos hari ini,” jelas Hanna
“apa?? Dia membolos dasar bodoh sudah tahu hari ini ada tugas dari pak Dongahe,” Hyurin tampak kesal karena Jinyoung lagi-lagi seperti itu
“memangnya tugas apa Hyrin-ssi?”
“tugas kelompok kimia, dia kan janji yang akan menjelaskan, ah kekasihmu itu benar-benar anak yang susah dipercaya”
“ah, maafkan aku Hyurin-ssi nanti aku akan menegurnya agar tidak seperti itu lagi, maafkan aku” Hanna meminta maaf pada Hyurin
“kenapa kau yang meminta maaf Hanna, kau ini terlalu polos atau bagaimana yang salahkan kekasihmu itu, ah yasudah aku harus kembali kekelas” lalu Hyurin pun meninggalkan Hanna

Sepulang sekolah Hanna melangkahkan kakinya menuju studio tempat Jinyoung sering berlatih
“dia itu harus di beritahu, agar berfikir” Hanna melangkahan kakinya cepat ke ruangan Jinyoung sedang berlatih. Seketika langkahnya terhenti di luar pintu ia mendegar suara wanita di dalam dan tampaknya sedang asik tertawa, perlahan Hanna masuk ke ruangan itu

Dan ia tiba-tiba terdiam kaku matanya terbelalak kaget melihat apa yang di lihatnya saat itu, dan betapa kagetnya ia melihat seorang gadis seuisianya dengan rambut panjang tergerai dengan nyaman merangkul lengan Jinyoung dan mencium pipi kekasihnya itu. Dan bulir-bulir air mata jatuh membasahi pipinya

“Jinyoung” ucapnya paraw, dan seketika Jinyoung sangat kaget melihat kedatangan Hanna yang tidak disadarinya itu ia langsung menepis lengan wanita yang memganngnya dan segera menghapiri Hanna.

Hanna berlari keluar dari ruangan itu dengan cepat sambil terisak melihat apa yang barusan ia lihat
“ kau jahat Kwon Jinyoung aku membencimu” ucap Hanna

“aishhhh mengapa seperti ini, sial” Jinyoung berlari sangat kencang mengejar Hanna, dan langkahnya terhenti, ia melanjutkan langkahnya dan menarik lengan Hanna dan seketika tubuh Hanna masuk dalam pelukannya

“lepaskan, aku bodoh , aku membencimu” Hanna berusaha berontak dan menghindari perlakuan Jinyoung,
“dengarkan penjelaskan ku dulu Hanna, maafkan aku,,” Jinyoung berusaha memeluk kekasihnya itu walaupun Hanna memukulnya berkali-kali ia tetap memeluk gadisnya itu hingga akhrinya terdiam

“maafkan aku, Hanna, aku akan menjelaskan semuanya padamu,” Jinyoung dengan perlahan melihat wajah gadisnya itu dan ia kaget wajah kekasihnya sudah sangat basah dengan air mata
“lepaskan aku, tak perlu kau jelaskan apa-apa lagi” Hanna mendorong tubuh Jinyoung agar melepaskan peukannya

“kau pilih saja wanita itu, kita akhiri hubungan kita sampai disini, aku kecewa padamu” ucap Hanna ia memberhentikan taxi dan mengabaikan Jinyoung

“Hanna, tunggu dulu dengarkan penjelasanku dulu Hanna, aku mohon, ia berusaha memegang lengan kesaihnya itu namun ditepisnya, Hanna masuk ke dalam taxi dan meninggalkan Jinyoung

“Hanna tunggu”, ia mengejar taxi itu dengan lari cepatnya, namun apa daya tenaga manusia dan mesin sangatlah berbeda

“cih dasar kau bodoh Jinyoung” gumamnya sambil mennendang kaleng ksong yang berada di dekat kakinya

***
Semenjak kejadia itu Hanna selalu menghindari Jinyoung, dan
Jinyoung selalu berusaha agar bisa berbicara pada kekasihnya itu, namun Hanna selalu menghindar sampai saat mereka kelulusan

“aku benar-benar kecewa padamu, selama ini aku selalu percaya denganmu, tetapi kau menghinatinya dengan mudah” hanna tetap memendam rasa kesalnya pada kekasihnya itu hingga akhirnya datang Kim Junsu yang merubah segalanya.

“FLASH BACK OFF”

***
Jinyoung merebahkan dirinya kedalam tempat tidur sangat empuk dan lembut ia menumpukan kedua lenganya sebagai bantal, ia memandangi langit-langit kamarnya

“benar itu Hanna, aku sangat yakin” gumamnya Jinyoung membayangkan wajah Hanna dan sangat yakin gadis yang dlihatnya itu adalah Kim Hanna
“dia semakin cantik saja, tetapi mengapa bisa kebetulan ia berada di situ apa dia tahu aku” Jinyoung terperanjat dari tidurnya, dan ia mengambil sesuatu dari dalam lemarinya satu kardus coklat berukuran sedang,

Ia membukannya dan didalamnya terdapat benda-benda kenangan mereka berdua ketika dulu,
“dia memang cantik” Jinyoung memandangi foto mereka berdua ketika masih berpacaran dulu
Jinyoung mengelus wajah Hanna dalam foto itu

“aku akan menemukanmu Hanna, aku menyesal atas apa yang kuperbuat padamu waktu itu”

Beberapa hari kemudian, ia kembali melihat Hanna, dan ia mengikuti nya, “astaga benar itu Hanna, sedang apa ia disini dan mau kemana” Jinyoung mengikutinya perlahan

Dan ia lihat Hanna masuk kedalam sebuah toko ketikan Jinyoung melihat plang toko itu “ternyata dia membuka usaha toko, ahh pantas dari dulu dia memang hobbi membuat kue”

Jinyoung masuk kedalam toko itu dan berpura-pura sebagai pelanggan
“selamat sore tuan selamat datang, untuk berapa orang” Tanya Bobby kepada pelanggannya
“satu, bisakah aku duduk di situ?”
“tentu tuan silahkan, dan ini menunya jika sudah selesai silahkan memanggil saya” Bobby pun meninggalkan Jinyoung agar memilih

“mana dia,” Jinyoung melihat-lihat keadaan sekitar dan matanya langsung tertuju pada hanna yang sedang melayani costumernya
Jinyoung memegang dada kirinya, ia merasakan betapa ia gugup saat ini “ya Tuhan apa yang harus aku lakukan, aku merasa takut sekaligus senang” gumamnya
“dia sangat berbeda, semakin cantik dan wajahnya itu…” Jinyoung terus focus pada Hanna

“tuan apa kau sudah selesai memesan?” Tanya Bobby yang sontak membuat dirinya kaget
“ishhh kau ini menganggu saja, bisakah aku memesannya nanti, aku sedang sibuk saat ini” ucap Jinyoung kesal
Bobbt mengangkat satu alisnya yang tebal itu “hey tuan, kau ini sibuk apa? Sedari tadi kau hanya sedang memperhatikan bosku saja, apa kau seorang penguntit huh??” ucap Bobby kesal

Sontak kejadian itu membuat pengunjung yang sedang menikmati santapan terpaku kearah mereka berdua tak terkecuali Hanna

“ishh kau ini hanya seorang pelayan jadi jangan belagak sok” Jinyoung berdiri dan menarik kerah baju Bobby
“Jinyoung apa yang lakukan d tokoku, cepat lepaskan dia kau ini tidak sopan” Hanna melepaskan tangan Jinyoung dari kerah baju Bobby
“kau kembalilah kedapur Bobby tak perlu hiraukan dia”
“ah, baiklah sunbae”
“aku harus menjelaskannya padamu, ikut aku” Jinyoung menarik lengan Hanna kasar

“kau mau, apa cepat lepaskan aku Jinyoung, tidak ada yang perlu kau jelaskan padaku” teriak Hanna

Jinyoung lalu menggendong Hanna paksa, ia memasukannya kedalam mobil silver miliknya

“diamlah, ikut bersamaku sejenak” Jinyoung lalu melajukan mobilnya dengn kecepatan 80km/jam
“ishh kau ini maumu apa huh? Apa kau belum puas menyakiti hatiku dengan ulahmu” teriak Hanna 

Namun bukan Jinyoung namannya ia mengabaikan Hanna dan tetap focus menyetir, mereka berdua pun berhenti di salah satu tempat
Tepatnya Jinyoung mengajak Hanna ketempat pertama kali mereka menjadi sepasang kekasih

“untuk apa kau membawaku kemari Kwon Jinyoungggggg” Hanna kembali berteriak pada Jinyoung
“dengarkan dulu, kenapa kau begitu egois tak mau mendengarkan aku Hanna” teriak Jinyoung
“ apa kau bilang barusan??? Aku egois katamu? Apa kau tak punya otak!! Jelas-jelas kau yang menyakitiku, aku sudah mempercai diirmu tetapi apa hasilnya kau sangat mengecewakan” ucap Hanna lantang

“yak aku tahu memang aku bodoh, tetapi dia adalah sahabtku, dia bukan selingkuhanku dia itu seperti adiku, kau tahu dia sangat mirip dengan Jieun kau pun tahu betapa Jieun manja padaku dia adik yang sangat kusayangi”
“lalu wanita di studio itu siapa? Kenapa dia berlaku mesra padamu, apa dia istrimu huh?”
“sudah ku jelaskan dia adalah sahabat Jieun kau tahu ia memiliki kelainan dalam diirnya ia merasa dirinya itu masih kanak-kanak karena itu ia seperti itu.” Jelas Jinyoung menatap focus mata Hanna

Hanna tersenyum ketus dan air matanya mulai membasahi pipinya
“kau itu sangat jahat Jinyoung, kau ini sudah jelas-jelas selingkuh, kau ini benar-benar menganggapku bodoh ya” teriak Hanna
“terserah apa katamu Hanna, yang terpenting aku telah menjelaskan semuannya dan aku jujur padamu tidak bohong sedikitpun karena kau tahu kau yanga ku cintai Kim Hanna”

Seketika keduanye tertegun terdiam dalam perasaan berkecamuk sesak di dada yang kini mereka rasakan.
“lupakan saja, aku sudah terlanjur kecewa padamu, kau telat memberitahukan semuanya”
“kau yang egois dari dulu aku selalu berusaha menjelaskan tetapi kau selalu menghindari diriku Hanna, kau tahu betapa tersiksanya aku saat itu” Jinyoung berteriak dan tak dipungkiri matanya berkaca-kaca menahan sesak didada
“lalu maumu sekarang apa Jinyoung-ssi?” ucap Hanna lirih menundukan kepalanya dan terus menangis

Perlahan Jinyoung melangkah mendekati Hanna, memegang lembut dan erat tangan Hanna dengan mata berkaca-kaca
“maafkan aku Hanna, aku yang salah, aku menyesal atas semuanya ku mohon maafkan aku” Jinyoung berkata dengan suara parau, dan Hanna perlahan menatap mata Jinyoung.
Ia tahu jika sudah sperti ini mantan kekasihnya ini berkata sebenarnya dan tatapannya yang begitu dalam,

Perlahan wajah Jinyoung mendekati wajah Hanna memegang wajah mantan kekasihnya itu sangan gentle Jinyoung memejamkan matanya dan sepersekian detik mencium lembut bibir Hanna sangat lembut melepas rasa rindu yang tak terlampiasakn selama ini, begitupun Hanna memejamkan mata merasakan kembali ciuman hangat yang dulu ia rindukan dari Jinyoung.

Keduanya saling berpagutan mesra melepas rasa rindu yang tak tersampaikan Jinyoung kini bernafsu melumat bibir Hanna dengan penuh perasaan.

“hentikan Jinyoung kita tidak bisa melakukan ini lagi” Hanna mendorong pelan tubuh Jinyoung dan memalingkan wajah kearah lain

“kenapa? Hanna, apa kau sudah tidak menyukainya?” Jinyoung mendekap tubuh Hanna erat dari belakang, “kumohon maafkan aku Kim Hanna, berikan aku kesempatan sekali lagi ku mohon” ucap Jinyoung lirih di telngan Hanna

Hanna hanya terdiam air matanya kembali membasahi pipinya, ia memegang erat tangan kekar Jinyoung yang tengah memeluknya “maafkan aku Kwon Jinyoung semua sudah telat”

“apa maksudmu Hanna?” Jinyoung membalikan tubuh Hanna meminta penjelasan atas apa yang ia dengar barusan dari mulut mantan kekasihnya itu

“maaf, aku sudah memilki keaksih saat ini Jinyoung-ssi”
“apaa??”
“maafkan aku, aku benar-benar minta maaf, sekarang dia sudah hadir dalam kehidupanku dan aku tidak mau mengecawakan ini”
“kkauu….” Jinyoung kembali terpaku dan shock atas apa yang ia dengar langsung dari bibir kekasihnya dulu itu dan ia melihat di lengan kiri Hanna terdapat cincin
“jadi kau sudah bertunangan Hanna?” Tanya Jinyoung lirih
Hanna hanya mengangguk tak sanggup mengeluarkan kata-kata yang akan semakin membuat Jinyoung tersakiti

Jinyoung mendongkakan kepalany ke atas langit malam, ia tersenyum kecewa
“haha, sial, kau memang bodoh Kwon Jinyoung, kau telah menyia-nyiakan gadis yang kau sayangi” ucapnya penuh kecewa
“arrghhhhhhhhhhhh bodohhhh” teriak Jinyoung keras dan menendang rerumputan didekatnya

Hanna yang melihat Jinyoung saat itu sangat sakit, ia merasa bersalah kini, namun apa daya nasi sudah menjadi bubur

“maafkan aku Jinyoung ku mohon” Hanna memeluk erat Jiyoung melepas rindu selama ini
Jinyoung hanya terdiam tak dapat berkata apa-apa lidahnya kelu

Ia hanya membalas erat pelukan Hanna sangat erat menciumi puncuk kepala mantan kekasihnya itu

***
Hari pernikahan Hanna Dan Junsu telah tiba, semua telah di persiapkan balutan nuansa peach mewarnai altar pernikahan mereka, dengan nuansa outdoor di area taman yang sudah didekorasi sedemikian rupa semua tampak cantik,
Bangku dengan hiasan pita besar dibelakannya balutan warna peach, cream dan putih senanda dengan bunga-bungan yang ada di sekitarnya,

Semua tamu undangan telah hadir menempati kursi masing-masing suanan hangat sederhana dan sangat elegan itu membuat semuanya terasa sempurna

Begitu pula dengan pengantin pria, tampak sangat gagah tuxedo putih yang ia kenakan sangat pas di badan gagahnya semua menunggu, sangan pengantin wanita

Di ruangan lain Hanna menitikan air mata kebahagiaan, ia akhirnya menikah dengan pria yang ia cintai, kedua orangtua Hanna memeluk anak kesayangannya sangat erat

“kau kini sudah dewasa nak! Berbahagialah! Dan berikan kami cucu yang banyak” ucap ibu Hanna dengan senyum cantik dan bahagian
“jalani hidupmu bersama suamimu Hanna, lalui setiap pweristiwa dengan hati tenang dan pemikira terbuka mengerti!” tambah ayah Hanna

Mereka semua terhanyut dalam suasna haru, dan tibalah di saat mereka akan di persatukan dalam ikatan pernikahan.

***
Di sisi lain Nampak sosok pria dengan jas hitamnya tengah menatap kearah kerumunan kebahagian itu, ia manatap focus, terlebih ketika seseorang keluar

Yang tak lain adalah Jinyoung, ia menatap Hanna terpaku, dengan balutan gaun pengantin warna peach sangat cantik
Ia mengepal lengan krinya dan memagang dada kirinya mengelus rasa sakit yang ia lihat saat ini namun hanya ia yang merasa tersakiti, sedangkan Hanna bahagia Nampak bahagia terpancar dari matanya bahagia dengan pernikahannya

“kau harus iklas Jinyoung, dia sudah menjadi milik orang lain” gumamnya dan terus menatap Hanna
Ketika mereka sudah dipersatukan, Junsu mencium lembut bibir istrinya itu di hadapan semua tamu undangan, dan Jinyoung memalingkan tubuhnya tak kuat menatap hal itu

Tidak bisa dipercaya kekasihnya yang dulu kini sudah menjadi istri orang lain Jinyoung menitikan air mata kecewanya namun ia tidak boleh egois dengan perasaanya sendri

“baiklah ini akan menjadi yang terakhir aku menatap wajahnya” ucap Jinyoung dan melangkahkan kakinya mantap kearah kerumunan yang tengah berbahagia itu

“Hanna-ssi” ucap Jinyoung
Hanna seketika melihat sekelilingnya dan ia tampak tidak asing dengan suara itu
“aku disni Hanna” ucap jinyoung dengan senyum khasnya
“Jinyoung-sii” Hanna tampak sangat kaget melihat kehadiran Jinyoung disini lidah nya kelu sesaat melihat mantan kekasihnya berdiri di pernikahannya
“ah, dia temanmu di sekolah dulu ya sayang” Tanya Junsu dan menatap Jinyoung dengan senyum mereke berdua berjabat tangan
“selamat, semoga kalian bahagia selamannya”
“terimakasih”
“Hanna apa kau akan diam terus seperti itu” Tanya Jinyoung membuyarkan lamunan hanna tentang dirinya
“ah maafkan aku Jinyoung-ssi terimakasih kau sudah mau hadir”
Tiba-tiba Hanna memeluk erat jinyoung, dan jinyoung hanya tersenyum meski hatinya sakit, ia mencoba tidak egois karena ini adalah kebahagian Hanna gadis yang ia cintai
“selamat Hanna, jadilah istri yang baik ok” ucap Jinyoung dengan senyum khas dari bibir tipisnya itu

Hanna hanya mengangguk, “baiklah aku pergi dulu, selamat untuk kalian”
“yak, kau mau kemana? Nikmati pestanya dulu” ucap Junsu memegang pundak Jinyoung
“maaf aku ada urusan lain, aku tidak bisa berlama-lama” Jinyoungpun berlalu dengan langkahnya yang sangat tenang

“astaga Jinyoung, maafkan aku” gumam Hanna ia melihat kepergian Jinyoung yang tengah menghilang dari kerumunan tamu.

END











 memang sangat menyedihkan.. tidak ada yang peduli padaku” batinku menatap langitindah terlihat jelas dari sini, dari kamar ku yang kecil dan berantakan ini tempat ternyaman dalam hidupku tempat ini sudah menjadi saksi semua keluh kesah dan sedikit kesenangan yang ku punya, semua ku utarakan di kamar ini , bukan kamar yang mewah dan indah hanya kamar kecil dan itu sudah cukup bagiku.

anak lelaki yang penuh cerita, terlebih adalah cerita kelam di masa hidupku hanya sedikit kesenangan yang kudapat sisanya adalah hanya penghianatan dan rasa kecewa. Hingga suatu hari ku bertemu seorang yang membuat hidupku sedikit berarti atau bahkan telah membuat hidupku berubah untuk lebih baik kedepan..

tetapi disi lain aku menyadari ada yang mengganjal di hatiku dan rasanya sangat sesak, ingin ku mengutarakannya, namun ada keraguan di dalam hatiku.. dan kedua hal ini sungguh menyiksa diriku...

***
Chap 1

“bangun,, bangun Oh Sehun nanti kau akan kesiangan jika bangun terlambat” ucap seseorang di dekat telingaku , ku rasa kini ia berada di sisiku
“ini kan hari minggu, biarkan aku beristirahat, aku lelah” ucapku membalikan badan dan menenggelamkan kepalaku dalam bantal
“meski begitu kau tidak boleh malas, hari libur seperti ini lebih baik kau keluar berolahraga atau melakukan sesuatu hal yang bermanfaat, cepatlah bangun Oh Sehun” teriaknya di telingaku dan itu benar-benar membuatku terganggu “kau ini berisik sekali, apa pedulimu tentangku!! biarkan aku seperti ini, ini hidupku” timpalku padanya dengan nada tinggi,ku terperanjat dari tidurku karena dirinya, dan menatapnya kesal
“bagus kalau kau sudah bangun, selamat beraktifitas Oh Sehun,” ucapnya dan menghilang dari pandanganku “dasar hologram bodoh” gumamku dan kembali berbaring menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhku. “tapi hari ini ada pertandingan baseball bagaimana aku bisa melupakan hari sepenting ini” ku membuka mataku dan ku baru ingat hari ini ada pertandingan baseball dan pemainya adalah tim kesayanganku “aku harus bergegas, semoga saja berlum terlambat” kulihat jam di meja menunjukan pukul 08:00 am “syukurla masih belum terlambat” ku turun dari ranjang bergegas pergi mandi “aigoooo ini sakit sekali” tiba-tiba ku terjatuh, kakiku menginjak sesuatu dan itu adalah hologram buatanku.

Aku kuliah di salah satu universitas di New York aku mengambil jurusan visual animasi, seperti tadi yang membangunkanku adalah hologram buatanku, sengaja ku membuatnya karena di sini ku tinggal sendirian, aku anak tunggal kedua orang tuaku sibuk bekerja di Seoul, setelah lulus sekolah sengaja aku memilih kuliah di luar negeri, ku ingin jauh dari kedua orang tuaku,
mengapa?? karena mereka tidak pernah ada waktu untuku, semua fasilitas memang mereka penuhi untukku, kehidupanku cukup mewah, tetapi semua itu tak ada artinya aku ingin mereka bisa membagi waktunya untukku dan itu sudah cukup bagiku.

“bagaimana mungkin aku melupakan tim kesayangan ku bertanding hari ini” gumamku menatap diri di depan kaca sedang yang bersatu dengan pintu lemari baju, dan mataku tertuju pada benda di sudut meja “topi kesayanganku” melihat topi merah bertuliskan
Boston Red Sox mereka adalah team baseball asuhan Major League Baseball  mereka adalah club baseball terkenal dunia sejak usiaku 15 tahun aku sudah suka pada club ini, dan yang membuat topi ini istimewa adalah tak sengaja ketika aku dan ayah ku pergi ke Amerika untuk menonton pertandingan mereka, salah satu pemain nya melemparkan topi ini dan aku yang beruntung mendapatkanya.

“aku harus segera bergegas, agar bisa duduk paling depan”ku pakai topi kesayanganku sebagai pelengkap , ku ambil tas di atas meja kecil segera ku pergi, kendaraan yang ku punya adalah skateboard, karena hobbiku berbain skateboard, yap meskipun aku punya mobil, tapi ku lebh nyaman menggunakan skateboard
ku susuri jalanan kota NewYork pagi itu, hari ini tidak begitu ramai karena ini hari libur, “syukurla belum terlambat” melihat jam di tanganku menujukan pukul 09.ooam dan pertandingan akan dimulai jam 10.00am.

“nona tolong tiketnya satu”setelah memesan tiket segera ku bergegas, “ternyata sudah lumayan ramai, dan nomor bangku ku 20456” kulihat, seisi stadion yang megah ini, dan sudah cukup ramai, ku menyusuri bangku dan mencari nomor bangku ku “ini, dia ternyata, aku sangat tidak sabar melihat mereka menang hari ini” ku duduk seraya memandangi seisi stadion sangat luas, sebagian orang bersorak menyerukan team kesayangan mereka “boston red sox,,,, boston red sox...boston red sox...” ku juga ikut menyerukan team kesayanganku, “tidak lengkap rasanya melihat pertandingan jika tidak di temanin, softdrink dan popcorn” segera kulihat sekelilingku yang menjual popcorn dan minuman “ah itu dia, tuan kemari berikan aku satu popcorn dan softdrink” ucap ku lantang pada penjual itu, segera dia menghampiri diriku dan memberikan pesananku. Pertandingan akan segera di mulai, kedua team sudah keluar “mereka tampak begitu keren, aku ingin seperti mereka” mataku kini fokus tertuju pada mereka yang begitu terlihat keren.

“ayo kau bisa, aku yakin kau akan menang” ucap seseorang dari arah lain, kudapat mendengar itu, lumayan jelas, dan dia mengucapkan itu dengan bahasa Korea. Segera kulihat darimana arah suara itu berasal, dia seorang pria, dan bisa ku lihat tubuhnya jauh denganku dia tidak tinggi wajahnya pun imut, dan dengan kebetulan dia melihat ke arahku sepertinya dia sadar kini aku sedang memperhatikannya, pria kecil itu hanya tersenyum padaku, ku balas senyumannya singkat dan segera kembali ke posisi ku semula “pria yang cantik,” gumamku.

Chap 2

pertandingan pun berakhir dengan skor yang sangat memuaskan “yep sekali lagi dan lagi team kesayangku menang” ku sangat senang team andalan ku memang yang terhebat
tiba-tiba handphoneku bergetar, segera kulihat siapa yang menghubungiku

“ternyata dari eomma”
“ya ibu,”
“kau sedang apa sayang? Apa kau sudah makan? Kau dimana? Ramai sekali kedengaranya”
 “ku habis menonton pertandingan, ibu sendiri bagaimana?”
“ syukurla sayang, kalau begitu kami di sini semua baik sayang, kami merindukanmu, kapan kau libur!”
“aku belum tahu ibu, akhir-akhir ini banyak tugas dan ujian”
“ jagalah kesehatanmu sayang, nanti kami akan mengunjungimu, jangan keluar lewat dari jam 12 malam oke,, gunakan sweater jika kau pergi keluar”
“ya baiklah ibu, sudah dulu ya bu, sampai jumpa”

segera ku akhiri pembicaraan dengan ibuku “aku tidak perlu basa-basi, benar-benar menjijikan” ibuku selalu menanyakan kabarku, tetapi ia selalu berbohong akan mengunjungiku dan  akhirnya selalu tidak bisa dengan alasan yang sama.

“hey kau,,” ucap seseorang dari arah lain ia menepuk pundaku, “ternyata si pria cantik” batinku, benar dugaanku dia berbeda denganku, wajahnya seperti perempuan, tubuhnya pun jauh denganku yang tinggi “ya, what's up bro?”
“can u speak Korean bro? U from Korean I think” ucapnya, “yep course, and you? From Korean too?” ternyata dia mengetahui aku melihatnya, “ya, aku juga, kenalkan namaku Xiumin,, “ timpalnya mengulurkan tangan, ternyata tangannya juga begitu mungil “benar-benar seperti perempuan” batinku “yep, aku Sehun oh Sehun,, senang bertemu denganmu”

“kau sendirian?” tanyanya “ya begitulah seperti kau lihat sendiri!! dan kau sendiri bagaimana?” tanyaku “hyung-ah,,, kau dari mana saja, aku mencari dirimu ternyata kau disini” ucap seorang pria, dan ku lihat dirinya sama tinggi denganku dan tubuhnya pun bagus “hi” timpalnya padaku ku hanya menjawab dengan senyuman “maafkan aku Yeol ,, kenalkan dia temanku namanya Oh Sehun sama dari Korea juga” ucap Xiumin mengenalkan ku pada temannya “hallo, aku Chanyeol senang bertemu denganmu” ucapnya “ya aku juga,, aku Sehun”

ternyata temannya pun berasal dari Korea, “Sehun, kami duluan oke, sampai jumpa” ucap Xiumin dan berlalu bersama Chanyeol “ya, Xiumin, sampai jumpa hati-hati” mereka pun berlalu dari pandanganku, dan aku masih asik mengunyah permen karet.

***

“hyung, dia siapa? Sepertinya aku belum pernah melihat temanmu yang satu itu” tanya yeol
“dia teman baruku, bagaimana menurutmu? Dia tampan dan imut kan?” timpal Xiumin
“apa yang dia katakan? Padahal baru kenal tapi sudah punya penilaian seperti itu” batin yeol

“hmm tapi dia tidak setampan diriku hyung haha”

“dia pria yang menarik!! wajahnya imut dan postur tubuhnya bagus, sangat menarik” gumam Xiumin yang tengah memikirkan Sehun

“hyung kenapa? Dari tadi tampaknya ia sedang memikirkan sesuatu, dan kadang tersenyum seperti itu” batin Yeol yang melihat tingkah hyungnya itu.

“hyung,, kau sedang memikirkan Rachel ya...” celetuk Yeol pada Xiumin
“apa katamu? Rachel? Buat apa ku memikirkan dia,” timpal Xiumin dengan nada sedikit kesal “lalu kau memikirkan siapa?” tanya Yeol
“kau tahu pria yang waktu itu di stadion?” timpal Xiumin Yeol sejenak bepikir mengangkat satu alisnya, “siapa hyung?”

“Oh Sehun, aku rasa dia pria yang menarik” ucap Xiumin dengan senyum mengembang di bibir tipisnya “lalu? Kenapa dengan dia? Apa yang menarik?” tanya Yeol dengan mempoutkan bibir tipisnya heran dengan apa yang baru saja hyungnya ucapkan
“aigooo,, kau jangan berpikiran seperti itu,” Xiumin menatap adiknya itu “aku melihat wajahmu sepertinya kau berpikiran aneh tentangku!! dasar bodoh” tambah Xiumin dan menjitak kepala adiknya itu. “lalu apa yang kau pikirkan tentangnya hyung?” tanya Yeol heran

“dia sama tingginya dengan dirimu dan postur tubuhnya pun bagus, bagaimana kalau kita ajak dia bergabung di club baseball kita” ucap Xiumin tegas
dan memang Oh Sehun sama tingginya dengan Yeol dan memiliki postur tubuh yang bagus cocok masuk club basbeball “ah begitu rupanya hyung! Aku mengerti sekarang” timpal Yeol

“lalu bagaimana Yeol apakah kau setuju, bolehkan dia masuk ke club baseball kita” tanya Xiumin. Yeol tersenyum dengan senyum khasnya,, “ya hyung tentu boleh..”


Chap 3

Pagi ini sangat cerah, sinar mataharinya membuat tubuhku nyaman, suasana di kampus juga tidak begitu ramai kuregangkan otot-otot tubuhku sembari menghirup udara segar pagi itu
“hey Sehun” ucap seseorang menpuk pundaku “ya,,,”
“kau sedang bersantay ya,, hmm apa nanti kau ada waktu” tanya Michele dia adalah teman satu kampus sekaligus satu kelas denganku “ya begitulah... memangnya ada apa?”
“hmmm,,, tidak aku hanya ingin mengajakmu jalan-jalan saja! Bagaimana?” tanyanya dengan senyum khasnya itu, Michele adalah gadis yang baik wajahnya juga cantik aku tahu dia menaruh perasaan terhadapku, dari sikapnya padaku sudah bisa ku baca tapi sayang ku sedang ingin sendirian, ku tidak ingin mempunyai pacar aku takut aku tidak bisa mengurusnya dengan baik.
“maaf michele aku tidak bisa,” ku lihat seketika wajahnya berubah sedih karena lontaran dari mulutku barusan “begitu ya,” ucapnya lirih. “maafkan aku! Dan kumohon padamu untuk berhenti bersikap terlalu baik padaku”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar